Biografi Pengusaha Sukses: Muhammad Yunus
Nasib kita ada ditangan kewirausahaan, mengatasi kemiskinan melalui wirausahawan- wirausahawan baru. Kemiskinan diyakini tercipta dari struktur, kebijakan itu sendiri, dan sistem di masyarakat. Membiarkan kemiskinan berarti membiarkan mereka dalam posisi meminta- minta. Padahal jumlah pengusaha sendiri tak sampai lima persen dari penduduk Indonesia. Apa yang salah jadi pengusaha? Apa yang bisa dilakukan seorang pengusaha salain membuka lapangan kerja baru untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan.
Pengusaha rakyat
Muhammad Yunus, Penerima Nobel Perdamaian dan juga seorang pengusaha, lantang mengatakan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi seorang wirausaha (entrepreneur), bahkan tak hanya itu, setiap orang juga bisa aktif mengejar keuntungan sembari menolong sesamanya dalam perjalanan. Langkah ini diperlukan untuk melakukan perubahan sosial yang signifikan di muka bumi ini. Kami menyebut orang- orang yang sukses entrepreneurship ini dengan pengusaha sosial.
"Perlu ada desain ulang sistem untuk membenahi persoalan kemiskinan. Hampir di semua negara sebenarnya sistemnya sama untuk membenahinya," ujarnya dalam dialog "Sociopreneurship: Unlocking Indonesia’s Great Potentials" di Universitas Paramadina, Jakarta, Senin (15/9).
Yunus sendiri dikenal akan keberhasilannya mengatasi kemiskinan di Bangladesh. Dia dikenal karena suka rela membantu dengan koceknya sendiri. Pria kelahiran Chittagong, East Bengal, kini Bangladesh pada 28 Juni 1940 adalah seorang bankir dari Bangladesh yang mengembangkan konsep kredit mikro, yaitu pengembangan pinjaman skala kecil untuk usahawan miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum (tidak bankable). Tujuan dari kredit mikro melalui Grameen Bank itu sendiri adalah untuk wirausaha.
Anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah Hazi Dula Mia Shoudagar, perhiasan, dan ibunya adalah Sufia Khatun. Masa kecilnya dihabiskan di desa. Pada tahun 1944, keluarganya pindah ke kota Chittagong, dan ia pindah dari sekolah desanya untuk Sekolah Dasar Lamabazar. Pada tahun 1949, ibunya menderita penyakit psikologis. Pada tahun 1957, ia terdaftar di Departemen Ekonomi di Universitas Dhaka dan menyelesaikan gelar BA pada tahun 1960 dan MA pada tahun 1961.
Anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah Hazi Dula Mia Shoudagar, perhiasan, dan ibunya adalah Sufia Khatun. Masa kecilnya dihabiskan di desa. Pada tahun 1944, keluarganya pindah ke kota Chittagong, dan ia pindah dari sekolah desanya untuk Sekolah Dasar Lamabazar. Pada tahun 1949, ibunya menderita penyakit psikologis. Pada tahun 1957, ia terdaftar di Departemen Ekonomi di Universitas Dhaka dan menyelesaikan gelar BA pada tahun 1960 dan MA pada tahun 1961.
Sociopreneurship
Penerima penghargaan Presidential Medal of Freedom dan Congressional Gold Medal ini menjelaskan sebenarnya tak terlalu sulit untuk memberantas kemiskinan. Tapi, tentunya hal itu harus didukung kreativitas, dan berpikir diluar kebiasaan "out of the box".
Yunus mencontohkan, melalui bisnis wirausaha sosial ini, ia menggunakan sistem kelompok solidaritas, yaitu membentuk berbagai kelompok kecil informal untuk bersama-sama mendapatkan pinjaman dan saling mensuport mitranya dalam pengembalian. Setiap anggota akan mendukung satu sama lain untuk membayar pinjaman dan meningkatkan kualitas hidup bersama.
Yunus mencontohkan, melalui bisnis wirausaha sosial ini, ia menggunakan sistem kelompok solidaritas, yaitu membentuk berbagai kelompok kecil informal untuk bersama-sama mendapatkan pinjaman dan saling mensuport mitranya dalam pengembalian. Setiap anggota akan mendukung satu sama lain untuk membayar pinjaman dan meningkatkan kualitas hidup bersama.
"Ini memang diluar logika memberikan pinjaman kepada orang yang tidak punya duit bahkan tanpa dokumen legal. Murni berdasarkan kepercayaan," katanya.
Hasilnya luar biasa, Grameen Bank saat ini memiliki 8,4 juta peminjam di mana 96 persen di antaranya mereka yang perempuan. Ia juga aktif mengembangkan berbagai inisiasi untuk rakyat miskin seperti Grameen Phone, operator seluler terbesar di Bangladesh yang sebagian besar pelanggannya merupakan mereka yang miskin. Bahkan, Grameen Bank ini sudah memiliki beberapa kantor cabang seperti di New York City, Los Angeles, dan San Fransisco.
Di tahun 1986, melalui sebuah pertemuan dengan penduduk miskin di desa Jobra di dekat kampu Chittagong University, ia menemukan konsep microcredit yang kemudian menjadi basis Grameen Bank. Ia menemukan bahwa pinjaman yang sangat kecil bisa membuat perbedaan yang tidak proporsional untuk orang miskin. Perempuan desa yang membuat mebel bambu harus mengambil pinjaman berbunga melalui rentenir untuk membeli bambu, dan membayar keuntungan 10%.
Dari bank-bank tradisional, mereka menolak memberikan pinjaman kecil dengan bunga yang wajar kepada orang miskin karena risiko tinggi default atau gagal membayar. Itu juga termasuk syarat- syarat yang rumit dalam pengurusan. Jadilah rentenir pilihan terbaik bagi wanita- wanita miskin asal Jobra. Kala itu Yunus bersedia meminjamkan US $ 27 dari kantungnya sendiri untuk 42 perempuan di desa kala itu, yang membuat keuntungan BDT 0.50 (US $ 0,02) setiap pinjaman. Dalam hatinya percaya bahwa jika diberi kesempatan orang miskin akan mengembalikan uang tersebut penuh.
Yunus menemukan bahwa pinjaman dengan jumlah kecil dan bunga yang masuk akal tidak hanya membantu mereka bertahan hidup tetapi juga menimbulkan inisiatif pelaku usaha untuk keluar dari jurang kemiskinan. Ini seperti memberikan mereka pancingan menurut kami. Tepat di tahun 1976, Yunus memutuskan mengajukan pinjaman ke Janata Bank kemudian memberikan pinjaman kepada orang miskin. Proyek Yunus ini ternyata berkembang pesat dan pada 1982 telah mencapai 28 ribu anggota. Semakin membesar, maka pada 1 Oktober 1983 Yunus bersama rekan-rekannya mendirikan Grameen Bank.
Grameen Bank yang berarti bank desa ini didirikan dengan berdasarkan prinsip-prinsip kepercayaan dan solidaritas. Grameen fokus untuk memberikan pinjaman untuk masyarakat miskin, khususnya kaum perempuan, dengan jumlah kecil dan dengan bunga yang rendah. Ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 2006, bersama dengan Grameen Bank, atas upaya mereka untuk menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial.
Website: www.grameen-info.org
sumber: wikipedia.org, suarapembaruan.com
Dari bank-bank tradisional, mereka menolak memberikan pinjaman kecil dengan bunga yang wajar kepada orang miskin karena risiko tinggi default atau gagal membayar. Itu juga termasuk syarat- syarat yang rumit dalam pengurusan. Jadilah rentenir pilihan terbaik bagi wanita- wanita miskin asal Jobra. Kala itu Yunus bersedia meminjamkan US $ 27 dari kantungnya sendiri untuk 42 perempuan di desa kala itu, yang membuat keuntungan BDT 0.50 (US $ 0,02) setiap pinjaman. Dalam hatinya percaya bahwa jika diberi kesempatan orang miskin akan mengembalikan uang tersebut penuh.
Yunus menemukan bahwa pinjaman dengan jumlah kecil dan bunga yang masuk akal tidak hanya membantu mereka bertahan hidup tetapi juga menimbulkan inisiatif pelaku usaha untuk keluar dari jurang kemiskinan. Ini seperti memberikan mereka pancingan menurut kami. Tepat di tahun 1976, Yunus memutuskan mengajukan pinjaman ke Janata Bank kemudian memberikan pinjaman kepada orang miskin. Proyek Yunus ini ternyata berkembang pesat dan pada 1982 telah mencapai 28 ribu anggota. Semakin membesar, maka pada 1 Oktober 1983 Yunus bersama rekan-rekannya mendirikan Grameen Bank.
Grameen Bank yang berarti bank desa ini didirikan dengan berdasarkan prinsip-prinsip kepercayaan dan solidaritas. Grameen fokus untuk memberikan pinjaman untuk masyarakat miskin, khususnya kaum perempuan, dengan jumlah kecil dan dengan bunga yang rendah. Ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 2006, bersama dengan Grameen Bank, atas upaya mereka untuk menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial.
Website: www.grameen-info.org
sumber: wikipedia.org, suarapembaruan.com
0 comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.