Profil Pengusaha Sukses: Lim Kang Hoo
Tan Sri Dato 'Lim Kang Hoo, usia 58, warga negara Malaysia, adalah salah satu pendiri dan Ketua Ekovest Berhad dan telah di Dewan Direksi Ekovest Berhad sejak 30 Maret 1988 Y.Bhg. Namanya dikenal berkat usahanya dibiang industri aneka konstruksi. Seorang pengusaha yang memiliki lebih dari 36 tahun pengalaman dalam industri konstruksi. Dia mulai keterlibatannya dalam industri konstruksi segera setelah menyelesaikan pendidikan menengah, membantu bisnis konstruksi keluarga.
Kemudian bekerja sama dengan Mr. Khoo Nang Seng, keduanya membentuk kemitraan teknik sipil dan konstruksi yang tumbuh untuk menjadi apa Ekovest Berhad hari ini. Dia adalah seorang Direktur Eksekutif Knusford Berhad, Direktur Non-Eksekutif PLS Perkebunan Berhad dan Wakil Ketua Eksekutif Tebrau Teguh Berhad yaitu perusahaan publik yang tercatat di Bursa Malaysia dan juga Direktur beberapa perusahaan terbatas swasta lainnya. Pengalaman yang luas berjasa dalam pertumbuhan dan perkembangan Ekovest Berhad Group sebagai basisnya.
Tapi siapa sangka dibalik semuanya banyak orang mencibir dia. Pengusaha properti ini pernah diejek gila karena memiliki gagasan nyeleneh. "15 tahun yang lalu, tak ada seorangpun yang mau meminjamkan uangnya pada saya. Orang-orang bahkan menertawakan saat saya menawarkan konsep mengubah Johor Bahru (JB) menjadi seperti Shenzen-Hong Kong. Mereka pikir saya gila," kisahnya.
Maklum saja gagasannya menyulap kota Iskandar, Johor Bahru menjadi sebuah waterfront city. aterfront city merupakan permukiman atau pusat kegiatan kota yang berada langsung di pinggir atau tepian badan air seperti sungai, danau, kanal ataupun laut. Artinya, melalui gagasan tersebut, dia ingin menyulap infrastruktur kota dengan mengubah jalan raya menjadi saluran perairan yang memenuhi kota tersebut. Tak diduga, Lim benar-benar membuktikan bahwa gagasannya bukan ide gila yang katanya tak bisa terwujud.
Bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Perdana Menteri Malaysia Nazib Razak, dia meluncurkan komplek perkotaan baru, Iskandar Waterfront City.
Rencana gila
Ironisnya dia benar bekerja keras dan bukanlah sekedar perencanaan matang saja. Dari kabar Forbes, ia mendapatkan hak aklamasi saat itu berkat hutang $ 62 juta, mendapatkan hak atas tanah oleh Kumpulan Prasarena Rakyat Johor. Ya, ia mendapatkannya dari sebuah hutang besar bahkan ketika masa krisis di Asia tepatnya di tahun 1997. Sejak itu, ia berinvestasi dan bekerja untuk reklamasi lahan, perlindungan garis pantai, memperdalam sungai yang ada dan terus-menerus bekerja untuk meyakinkan semua potensi Johor Bahru, yang sebelumnya kota "tidur" di seberang perbatasan Singapura dengan jumlah penduduk 1,4 juta.
Lim bahkan memiliki rencana gila untuk makeover besar Johor dan Iskandar. Dia membeli toko yang telah ditinggalkan dan kemudian ditempati oleh penghuni liar, lalu dimenelusurinya sang pemilik bermigrasi. Semuanya dalam rangka untuknya mengkonsolidasikan kepemilikannya atas Distrik Central Johor dan berencana untuk membuat kota hunian bersejarah. Ini termasuk memiliki China Town, Little India, Melayu Street dan atraksi kehidupan malam sekitarnya. Kedua negara dan pemerintah pusat mendanai Lim untuk ini.
Di sisi barat dari Iskandar -nya, Lim memiliki rencana untuk membuat Danga Bay menjadi tujuan tepi utama dengan terminal kapal feri mewah, dermaga, dermaga nelayan dan menara, lalu tempat tinggal rumah, kantor, hotel dan pusat konvensi. Di sini ia telah menjual tanah ke China Garden, salah satu pengembang terkemuka di Cina, namun sebagian besar proyek saat ini sedang dikembangkan dalam usaha patungan dengannya melalui Iskandar WaterFront Holdings, di mana ia memegang 60%. Forbes memperkirakan sahamnya di Iskander WaterFront Holdings bernilai sekitar $ 925 juta.
Beberapa orang menyebutnya terlalu berambisius. Ia dikenal berani bermain dengan banyak orang. Tentu inilah kelebihan seporang Lim; dia yang imajinatif, ditambah kemampuan persuasi. Tentu benar jika orang- orang Malaysia pernah menyebutnya "gila". Lim telah menjual tanah secara bertahap. Dia mengatakan dia melihat beberapa dekade untuk realisasi penuh mimpinya dan ingin bekerja dengan pengembang dari Cina, India, Eropa, Australia, Indonesia dan Singapura untuk de-risiko investasi dan tidak menaruh semua telur dalam satu keranjang.
Orang yang sabar ini tidak mungkin untuk membunuh angsa emasnya. Dia memang memiliki ambisis dan ide- ide panas tapi bukan tanpa sadar akan resikonya terlalu tergesa- gesa. Pada Februari, Lim menempati posisi ke-18 sebagai orang terkaya di Negeri Jiran tersebut. Kekayaannya kala itu baru mencapai US$ 975 juta. Sejak saat itu, kenaikan harga saham Ekovest Berhard di mana dia memiliki saham 33 persen, menambah total kekayaannya hingga lebih dari US$ 1 miliar.
sumber: forbes.com
0 comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.