Profil Pengusaha Sukses: Vina Kusuma Ningrum
Vinasari Kusuma Ningrum hanyalah seorang pedagang sapu asal Dusun Dendengan, Kelurahan Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Namanya menjadi sorotan publik berkat prestasinya di bidang kewirausahaan. Wanita 40 tahun itu kini muncul diberbagai media surat kabar. Usahanya hanyalah usaha rumahan, namun sukses merambah pasar Eropa, mengagumkan. Prinsip kesuksesan bisa diraih siapapun asalkan mempunyai kemauan dan kerja keras menjadi sandaraannya. Bagaimana cerita lengkapnya? Berikut:
Vina begitu sapaan akrabnya berasal dari keluarga sederhana. emula hanya seorang karyawan di sebuah pabrik kertas di Blabak, Kabupaten Magelang, kini memilih bekerja mandiri dengan hasil yang lebih dari cukup berkat usahanya memproduksi kerajinan sapu dan alat-alat kebersihan rumah lainnya. Usaha yang dirintis tahun 2009 bersama sang suami, Zaenal Arifin (41), yang juga mantan karyawan pabrik kertas. Saat itu kondisi ekonomi kedua pasangan itu surut, mereka justru memutuskan untuk berhenti bekerja dan memilih menjadi pengusaha.
Bisnis modal nekat
"Kami nekat saja, karena tidak punya modal sendiri, kami pun mantap meminjam uang modal di bank ketika hendak memulai usaha ini," ujar Vina, saat Kompas.com menyambanginya di Pekan Raya Magelang, Minggu (7/9/2014).
Sebelum memilih kerajinan sapu, Vina sempat mengerjakan aneka kerajinan dari bambu berupa suvenir dan hiasan. Hasilnya pun lumayan sampai dikirim ke Yogya dan Bali. Namun, disaat ada bom bali, usahanya ikut terimbas sampai tak mampu membayar angsuran bank. Miris. "Bisnis kami memang bagus pada awalnya. Tapi karena ada kejadian bom Bali membuat pihak rekanan menghentikan pesanan. Seketika kami bangkrut dan tak punya apa-apa, saat itu sulit sekali untuk bangun," tutur Vina.
Beruntung sang suami mendukungnya. Mereka pantang menyerah memulai bisnis lagi dari nol. Sapu dan alat kebersihan rumah tangga menjadi pilihan karena di sekitar tempat tinggalnya banyak yang bisnis produk serupa. Mereka ingin produk yang lebih berkualitas dan inovatif ujarnya lebih lanjut. Jadilah melalui media internet, mereka pun mencari penyedia bahan sapu dan kemoceng rafia yang berkualitas. Mereka mendapat suplai bahan baku dari baku di Purbalingga, Jawa Barat, yang berkualitas bagus.
“Di sekitar kami banyak pengrajin sapu, tapi untuk bahannya satu pun tak ada yang menyediakan. Kami fokus pada peluang itu hingga akhirnya ketemu alamat di mana saya bisa beli bahan yang nantinya akan saya jual grosiran di rumah," papar wanita asli Kabupaten Wonosobo itu.
Sedikit demi sedikit Vina beserta suaminya mulai memproduksi aneka alat kebersihan rumah, mulai dari sapu, kemoceng, sapu lidi, hingga keset. Seiring berjalannya waktu bisnisnya berkembang cukup bagus. Ia memanfaatkan jaringannya ketika masih berbisnis kerajinan bambu dahulu dan membuka jaringan baru yang lebih luas. Sistem online ternyata bekerja pada produk yang bisa dibilang cekeremen atau kampungan. Selain itu ia sendiri mengikuti berbagai seminar oleh intansi- intansi terkait untuk meningkatkan daya saing produknya. Hasilnya? Produknya mulai disukai.
"Produk kami mulai banyak yang menyukai, karena kami memang mengutamakan kualitas. Sapu kami memang lebih berat, tapi kuat, megar, dan rapi. Harganya relatif murah, berkisar Rp 10.000–Rp 15.000 per buah," urai Vina.
Pembeli tidak saja datang dari Kota dan Kabupaten Magelang, tetapi juga dari Tegal, Bojonegoro, Medan, Pekanbaru dan bahkan pernah mengirim ke Perancis. Kebanyakan pelanggan mengetahui produknya dari website. Vina dibantu oleh sembilan karyawannya mampu memproduksi sapu hingga 5 ton setiap dua minggu dan bisa bisa mengirim hingga 8 kali ke pelanggannya ke luar kota Magelang. Dalam dua hari saja omzet mereka mendapatkan omzet penjualan mulai Rp 2 juta – Rp 4 Juta. Zaenal Arifin, suami Vina, menyebut dari bisnis tersebut sudah mampu menyokong kebutuhan keluarga.
Zeanal menambahkan dirinya sekeluarga bisa membeli mobil, rumah, hingga membuka bisnis lainnya. Meski dibilang bisnis sepele tapi jika dikerjakan serius maka berkahnya luar biasa. Selain bisnis sapu dan peralatan rumah tangga, Vina dan suaminya mempunya bisnis fotokopi. "Alhamdulillah, ini hasil jerih payah kami," ucap Zaenal. Dirinya pun berharap pemerintah daerah untuk terus memberi dukungan kepada para pengusaha-pengusaha kecil di Magelang agar berkembang. Tidak sekadar mengadakan seminar maupun pelatihan, tetapi juga membantu pemasaran dan membeli produk-produknya.
sumber: bisniskeuangan.kompas.com
“Di sekitar kami banyak pengrajin sapu, tapi untuk bahannya satu pun tak ada yang menyediakan. Kami fokus pada peluang itu hingga akhirnya ketemu alamat di mana saya bisa beli bahan yang nantinya akan saya jual grosiran di rumah," papar wanita asli Kabupaten Wonosobo itu.
Sedikit demi sedikit Vina beserta suaminya mulai memproduksi aneka alat kebersihan rumah, mulai dari sapu, kemoceng, sapu lidi, hingga keset. Seiring berjalannya waktu bisnisnya berkembang cukup bagus. Ia memanfaatkan jaringannya ketika masih berbisnis kerajinan bambu dahulu dan membuka jaringan baru yang lebih luas. Sistem online ternyata bekerja pada produk yang bisa dibilang cekeremen atau kampungan. Selain itu ia sendiri mengikuti berbagai seminar oleh intansi- intansi terkait untuk meningkatkan daya saing produknya. Hasilnya? Produknya mulai disukai.
"Produk kami mulai banyak yang menyukai, karena kami memang mengutamakan kualitas. Sapu kami memang lebih berat, tapi kuat, megar, dan rapi. Harganya relatif murah, berkisar Rp 10.000–Rp 15.000 per buah," urai Vina.
Pembeli tidak saja datang dari Kota dan Kabupaten Magelang, tetapi juga dari Tegal, Bojonegoro, Medan, Pekanbaru dan bahkan pernah mengirim ke Perancis. Kebanyakan pelanggan mengetahui produknya dari website. Vina dibantu oleh sembilan karyawannya mampu memproduksi sapu hingga 5 ton setiap dua minggu dan bisa bisa mengirim hingga 8 kali ke pelanggannya ke luar kota Magelang. Dalam dua hari saja omzet mereka mendapatkan omzet penjualan mulai Rp 2 juta – Rp 4 Juta. Zaenal Arifin, suami Vina, menyebut dari bisnis tersebut sudah mampu menyokong kebutuhan keluarga.
Zeanal menambahkan dirinya sekeluarga bisa membeli mobil, rumah, hingga membuka bisnis lainnya. Meski dibilang bisnis sepele tapi jika dikerjakan serius maka berkahnya luar biasa. Selain bisnis sapu dan peralatan rumah tangga, Vina dan suaminya mempunya bisnis fotokopi. "Alhamdulillah, ini hasil jerih payah kami," ucap Zaenal. Dirinya pun berharap pemerintah daerah untuk terus memberi dukungan kepada para pengusaha-pengusaha kecil di Magelang agar berkembang. Tidak sekadar mengadakan seminar maupun pelatihan, tetapi juga membantu pemasaran dan membeli produk-produknya.
sumber: bisniskeuangan.kompas.com
0 comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.